Kabupaten Karimun merupakan salah satu dari 12 Kabupaten dan Kota hasil pemekaran wilayah di Propinsi Riau. Sebelumnya Kabupaten Karimun adalah dari Kabupaten Kepulauan Riau dan diresmikan sebagai Kabupaten yang berdiri sendiri berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999, dan pada awalnya hanya terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan yatiu Kecamatan Karimun, Kecamatan Kundur dan Kecamatan Moro. Selanjutnya dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan pelayanan umum maka Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 9 (sembilan) Kecamatan antara lain Kecamatan Karimun, Kecamatan Meral , Kecamatan Tebing, Kecamatan Buru, Kecamatan Kundur, Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Kundur Barat, Kecamatan Moro dan Kecamatan Durai.
Secara geografis, Kabupaten Karimun berada pada posisi 000 – 50’ – 25” Lintang Utara, 010 – 10’ – 30” Lintang Selatan, 030 – 31’ – 20” Bujur Barat dan 1020 – 15’ – 15” Bujur Timur. Kabupaten Karimun mencakup wilayah seluas 7.984 Km2 , yang terdiri dari Wilayah Daratan seluas 1.524 Km2 dan Wilayah Lautan seluas 6.460 Km2 serta memiliki tapal batas wilayah langsung dengan Selat Singapura, Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia.
Dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
Kondisi iklim Kabupaten Karimun dipengaruhi oleh Perubahan Musim Kemarau terjadi pada bulan Maret hingga dengan bulan Mei, sebahagian musim hanya terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Desember, dengan suhu rata – rata antara 300C dengan tingkat Kelembaban Udara sekitar80%. Sedangkan curah hujan adalah sekitar 2.200 mm. Sebahagian besar wilayah daerah ini terdiri dari daratan landai di Pesisir Pantai, dengan ketinggian yang bervariasi antara 2 meter sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan lebih kurang 40 derjat.
Untuk meningkatkan pelayanan umum bidang pemerintahan dan pembangunan, Wilayah Kabupaten Karimun dibagi kedalam Wilayah daerah Pertanian, Pariwisata dan Peternakan, Industri serta Wilayah Pengembangan Perikanan dan Kelautan, dan wilayah Pengembangan berbagai jenis Komoditas lainnya. Sesuai dengan Perda Nomor 1/2 Tahun 2002 untuk pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Kecamatan Moro dan Durai.
Dilihat dari kondisi geografis Kabupaten Karimun mempunyai potensi laut sehingga disamping untuk kegiatan Perikanan juga dimanfaatkan untuk kegiatan Transportasi dan kegiatan Penambangan Pasir Laut dan Timah. Perairan laut Kabupaten Karimun mempunyai kedalaman yang bervariasi dengan dasar perairan lumpur berpasir dan berkarang, Salinitas air laut berkisar antara 28 – 32 0/00. Kecepatan arus bervariasi pada masing – masing gugusan pulau di tiap Kecamatan. Tingkat kecerahan air laut bervariasi, hal ini disebabkan kegiatan penambangan pasir laut dan timah, serta adanya pengaruh air dari sungai Kampai terutama di disekitar perairan Kundur, Durai, Buru dan Karimun.
Disamping Perairan Laut daerah ini memiiliki beberapa Selat yang berpotensi untuk Pengembangan Usaha Perikanan di bidang Budidaya Keramba Jaring Apung dan Budidaya Rumput Laut serta pertambakan. Selain itu juga memiliki sungai namun tidak begitu berarti dalam pemanfaatan baik bagi Transportasi maupun untuk Pengembangan Budidaya Perikanan.
Secara geografis, Kabupaten Karimun berada pada posisi 000 – 50’ – 25” Lintang Utara, 010 – 10’ – 30” Lintang Selatan, 030 – 31’ – 20” Bujur Barat dan 1020 – 15’ – 15” Bujur Timur. Kabupaten Karimun mencakup wilayah seluas 7.984 Km2 , yang terdiri dari Wilayah Daratan seluas 1.524 Km2 dan Wilayah Lautan seluas 6.460 Km2 serta memiliki tapal batas wilayah langsung dengan Selat Singapura, Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia.
Dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Singapura dan Semenanjung Malaysia atau Selat Malaka;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Batam; dan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis serta Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.
Kondisi iklim Kabupaten Karimun dipengaruhi oleh Perubahan Musim Kemarau terjadi pada bulan Maret hingga dengan bulan Mei, sebahagian musim hanya terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Desember, dengan suhu rata – rata antara 300C dengan tingkat Kelembaban Udara sekitar80%. Sedangkan curah hujan adalah sekitar 2.200 mm. Sebahagian besar wilayah daerah ini terdiri dari daratan landai di Pesisir Pantai, dengan ketinggian yang bervariasi antara 2 meter sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan lebih kurang 40 derjat.
Untuk meningkatkan pelayanan umum bidang pemerintahan dan pembangunan, Wilayah Kabupaten Karimun dibagi kedalam Wilayah daerah Pertanian, Pariwisata dan Peternakan, Industri serta Wilayah Pengembangan Perikanan dan Kelautan, dan wilayah Pengembangan berbagai jenis Komoditas lainnya. Sesuai dengan Perda Nomor 1/2 Tahun 2002 untuk pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Kecamatan Moro dan Durai.
Dilihat dari kondisi geografis Kabupaten Karimun mempunyai potensi laut sehingga disamping untuk kegiatan Perikanan juga dimanfaatkan untuk kegiatan Transportasi dan kegiatan Penambangan Pasir Laut dan Timah. Perairan laut Kabupaten Karimun mempunyai kedalaman yang bervariasi dengan dasar perairan lumpur berpasir dan berkarang, Salinitas air laut berkisar antara 28 – 32 0/00. Kecepatan arus bervariasi pada masing – masing gugusan pulau di tiap Kecamatan. Tingkat kecerahan air laut bervariasi, hal ini disebabkan kegiatan penambangan pasir laut dan timah, serta adanya pengaruh air dari sungai Kampai terutama di disekitar perairan Kundur, Durai, Buru dan Karimun.
Disamping Perairan Laut daerah ini memiiliki beberapa Selat yang berpotensi untuk Pengembangan Usaha Perikanan di bidang Budidaya Keramba Jaring Apung dan Budidaya Rumput Laut serta pertambakan. Selain itu juga memiliki sungai namun tidak begitu berarti dalam pemanfaatan baik bagi Transportasi maupun untuk Pengembangan Budidaya Perikanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar